Menjadi Presenter yang Baik
Menjadi
seorang presenter bukan hanya menjadi seseorang yang berbicara di depan
khalayak, tetapi juga harus mampu mengajak khalayak larut dalam topik
yang dibawakan. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjadi presenter
yang baik, menurut Tantowi Yahya, adalah sebagai berikut:
1. PENGGUNAAN HUMOR
Penggunaan humor dalam suatu presentasi merupakan senjata yang ampuh
untuk merebut hati khalayak dan keluar dari krisis. Cara ini dianggap
efektif karena sangat membantu mengurangi ketegangan dan kebosanan
khalayak. Walaupun begitu, tidak semua presenter bisa menyampaikan humor
yang dapat membuat khalayak terhibur. Jika seorang presenter tidak
mempunyai kemampuan untuk itu, sebaiknya jangan dipaksakan, karena hal
itu malah menimbulkan kesan konyol.
2. BAHASA TUBUH
Penggunaan bahasa tubuh yang baik dan benar dapat mempermudah seorang
pembicara dalam menyampaikan sesuatu. Dalam beberapa kasus, bahasa
tubuh ternyata lebih komprehensif daripada kata-kata. Bahasa tubuh dalam
konteks pembicara terbagi menjadi:A. Pakaian
Cara berpakaian akan menunjukkan dari kelompok mana seseorang
berasal. Melalui pakaian, kita harus berusaha untuk diakui oleh khalayak
yang kita hadapi agar dianggap satu dengan mereka. Oleh karena itu kita
harus menyesuaikan diri siapa khalayak yang kita hadapi. Berpakaian
pada saat berbicara tidak perlu harus mewah. Jangan sampai khalayak
memperhatikan apa yang kita kenakan, bukan apa yang kita bicarakan.
Intinya, dalam berpakaian, kita harus menyesuaikan jenis khalayak dan di
mana kita tampil.
B. Gerakan tubuh/ postur
Postur atau gerakan tubuh yang kita tampilkan di depan akan
memberikan gambaran sikap. Cara berjalan saat pertama kali muncul harus
kita perhatikan. Pastikan kedua kaki lurus pada waktu melangkah. Jangan
berlenggang dan berjalan terlalu tegap, usahakan tenang dan penuh
kewaspadaan. Tegakkan kepala dan pandang khalayak dengan mata yang
antusias dan penuh senyum. Ketika berbicara, pastikanbagian atas tubuh
lurus sehingga paru-paru mempunyai ruang yang cukup untuk bernafas.
C. Kontak mata
Kemampuan menciptakan kontak mata dengan khalayak pada saat berbicara
adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pembicara. Kontak
mata adalah kontrol yang ampuh untuk mengetahui apakah kita pembicara
yang membosankan atau menyenangkan. Dari mata khalayak, kita bisa
mengetahui apakah ia menikmati pembicaraan atau tidak.
D. Gerakan tangan
Gerakan tangan menunjukkan antusiasme kita terhadap acara dan
khalayak. Gerakan tangan yang kita perlihatkan saat tampil di depan
sebaiknya tidak berlebihan. Kita bisa mempelajari gerakan tangan dengan
melihat bagaimana orang di sekitar kita berbicara sambil menggerakkan
tangan dalam kehidupan sehari-hari. engan cara ini, kita bisa melihat
gerakan tangan yang wajar, sehingga tidak berlebihan.
Kebiasaan buruk saat berbicara seperti menggaruk-garuk kepala harus
kita hindari dengan cara terus berlatih, mencoba berbicara tanpa gerakan
sama sekali, atau siapkan cue card (lembar catatan) serta
peganglah. Gerakan tangan biasanya tidak kita sadari dan lahir karena
kegugupan kita. Usahakan gerakan tangan yang kita smunculkan memiliki
makna.
E. Ekspresi wajah
Munculkan ekspresi wajah yang rileks, bersahabat, ramah dan menyenangkan melalui senyum yang tulus.
3. KONTROL SUARA
Faktor penting yang mendukung penampilan kita di depan khalayak saat
berbicara adalah suara. Penyampaian vokal yang baik bisa kita dapat
melalui penguasaan terhadap 3 hal, yaitu:
A. Pernafasan
Untuk berbicara di depan publik diperlukan ruang suara yang solid
agar dapat menyampaikan kalimat yang lebih panjang dari biasanya, pada
volume suara yang benar. Epngontrolan sempurna terhadap diafragma
membuat kita mampu mengatur ruang udara yang diprelukan untuk
mengeluarkan suara. Posisi yang baik mengintrol pernafasan adalah
berdiri tegak untuk memberikan ruang yang lebih kepada paru-paru. Cara
lain dalam meningkatkan kemampuan pengontrolan diafragma:
- Berdiri tegak dengan kaki tidak terlalu rapat. Tangan tergantung biasa dan rileks.
- Ambil nafas yang dalam melalui hidung dan hitung sampai empat. Rasakan bagaimana mekarnya ruang dada. Jangan angkat bahu karena akan mengurangi ruang di dada.
- Tahan nafas di paru-paru dalam hitungan keempat, kemudian biarkan udara keluar melalui mulut.
- Jangan makan terlalu banyak sebelum bicara. Makanan akan mempersempit ruang oaru-paru.
- Volume
Keberhasilan dalam berbicara tidak selalu ditentukan oleh kerasnya
suara. Volume suara ketika berbicara di depan publik hanya sedikit lebih
keras dari volume suara percakapan sehari-hari. jika publik banyak dan
suara terlalu kecil, cukup menggunakan bantuan pengeras suara.
Agar volume suara yang kita keluarkan saat berbicara di depan publik
dapat didengar, mulailah dengan cara membuka mulut sedikit lebih besar
dari biasanya. Jangan berkerut, sisakan ruang yang cukup di dada
sehingga suara bebas keluar. Keluarkanlah suara sedikit lebih besar dari
biasanya. Dengan cara ini, kita akan merasa seolah-olah melakukan
percakapan biasa namun bisa di dengar khalayak.
B. Ekspresi
Suara yang baik tidak akan berarti tanpa ekspresi yang baik. Tiga elemen penting yang harus diperhatikan dalam ekspresi adalah:
a. Pitch (Tinggi rendah suara)
Setiap orang memiliki pitch yang berbeda dan tergantung pada
situasi apa ia berada. Dalam konteks berbicara di depan publik, suara
tinggi biasanya disebabkan oleh rasa gugup yang tidak terkontrol. Pitch tinggi dalam public speaking dapat disiasati dengan cara latihan intensif, kalau perlu dengan instruktur.
b. Pace (kecepatan berbicara)
Dalam berbicara di depan khalayak sebaiknya jangan terlalu cepat. Hal
ini dilakukan agar khalayak memiliki waktu untuk mendengar dan menelaah
kata-kata yang disampaikan oleh pembicara. Tempo cepat diperlukan untuk
menunjukkan sikap enerjik, sedang tempo lambat diperlukam pada
topik-topik penting. Tips yang bisa kita lakukan dalam mengntrol tempo
adalah berhenti sejenak sebelum dan sesudah menyampaikan pernyataan yang
oenting dan panjang, ambil nafas, dan sesekali melihat ke arah
khalayak.
c. Phrasing (pemenggalan kalimat)
Pemenggalan kalimat harus diperhatikan tidak hanya untuk mengatur
nafas, tetapi juga dalam penyampaian makna. Arti kalimat akan berbeda
jauh dengan makna sebenarnya jika salah memenggal kata atau kalimatnya.
Untuk mengontrol suara agar tetap prima, Habib Bahri memberikan kiat latihan:
- Latihan pernafasan
- Latihan pengucapan
- Latihan kelancaran
- Latihan intonasi
- Latihan gerak tubuh
blog lu alay anjink
BalasHapus